Baru-baru ini saya melihat foto pemindahan makam nenek saudara sepupu di facebook. Pemindahan makam dilakukan dari Pemakaman Tanah Kusir, di Jakarta, ke pemakaman keluarga di belakang Rumah Sakit Achmad Moehtar, di Bukittinggi, Sumatera Barat. Kenapa makam tersebut mesti dipindahkan? Banyak alasan yang dapat dikemukakan, antara lain ; agar makam tersebut dapat terpelihara dengan baik, di kampung, selalu ada keluarga yang akan menjaga dan merawat makam. Tidak ada biaya pemeliharaan makam yang harus dibayarkan setiap tahun, sehingga anggota keluarga yang masih hidup tidak terbebani dengan biaya tersebut. Ketiga, mudah bagi anggota keluarga yang masih hidup berziarah ke makam keluarga, walau merantau, suatu waktu pasti mereka akan pulang kampung.

Bagi beberapa suku di Indonesia, antara lain suku Minang dan Batak, pada saat meninggal mereka ingin dimakamkan di tanah asalnya (tanah milik keluarga besar). Di Pulau Samosir, Sumatera Utara, banyak ditemukan makam yang dibangun khusus oleh keluarga. Dari bentuk makam, dapat diketahui status sosial keluarga tersebut.

Bagi orang Minang, anggota keluarga yang meninggal di perantauan akan dibawa pulang ke kampung halaman, dan dimakamkan di makam keluarga. Orang Minang mempunyai properti yang menjadi milik bersama yang tidak bisa dijual, yang disebut pusako tinggi; yaitu rumah gadang, makam keluarga, dan sawah. Jika sepasang suami istri meninggal, meraka tidak dimakamkan pada makam yang sama, tapi dimakamkan di makam keluarga masing-masing.

Akan tetapi, tidak semua keluarga mampu membawa anggota keluarga mereka yang meninggal atau memindahkan makam keluarga dari kota ke desa, karena alasan biaya atau tidak ada keluarga yang mengurus perpindahan tersebut. Selain itu, sebagian di antara mereka sudah tidak mempunyai keluarga atau tanah di kampung halaman.

Pemakaman di kampung halaman atau memindahkan makam dari kota ke desa, tentu memberi dampak baik untuk kota. Lahan pemakaman di Jakarta semakin sempit dan terbatas. Lahan pemakaman menjadi komersil, sehingga banyak pihak swasta yang menyediakan lahan untuk pemakaman, di pinggir kota Jakarta. Padahal di kampung halaman, di pemakaman keluarga, tidak dikenai biaya.