123. Masa Pensiun Gunawan Tjahjono bab 27a
(449 Views) Agustus 14, 2022 9:16 am | Published by Safitri ahmad | No comment
“Saya sedang menunggu surat pensiun yang ditandatangani SBY (Susilo
Bambang Yudhoyono, presiden RI ke-5)”, kata Gunawan suatu hari. Guru besar,
surat pensiunnya ditandatangani presiden. Saya melongo. Terbayang buku
tentang ia yang belum selesai juga saya tulis. Ini tahun ke-5. Terlalu lama.
Perasaan saya jadi tak enak.
Sudah waktunya saya menyelesaikan buku ini. Masa pensiun, masa yang
tepat untuk memberikan hadiah untuknya. Buku. Buku tentang ia. Seperti
Slamet Wirasonjaya, Guru Besar Arsitektur ITB yang juga dibuatkan buku oleh
muridnya. Tentu saja, niat awal menulis buku ini tidak berhubungan sama
sekali dengan masa pensiun. Akan tetapi, waktu penulisan yang terlalu lama,
membuat saya memutuskan menyelesaikan buku ini sekarang. Menyesuaikan
diri dengan masa pensiun.
Saya mulai mengejar waktu. Pada tahap akhir, saya masih mewawancarai
Gunawan di kampus UI, dan bingung sendiri, kenapa Gunawan masih melakukan
kegiatan yang sama. Sebelum dan sesudah pensiun. Apa bedanya pensiun dan
tidak pensiun? Hm..email saja. Dan mendapat jawaban.
Fitri,
Rektor UI langsung menugaskan saya kembali dan Departemen Arsitetur
UI juga mengusulkan perpanjangan tugas mengajar saya. Selain itu pihak
Yayasan Pembangunan Jaya meminta saya menjadi Rektor Universitas
Pembangunan Jaya yang saya ikut menyusun programnya. Lalu sesuai
dengan MOU UPJ dengan UI, Rektor UI menugaskan saya menjadi Rektor
UPJ. Sekarang saya memulai tugas sebagai Rektor UPJ tanpa meninggalkan
UI. Namun tentu tak mungkin mengajar banyak mata kuliah lagi. Saya di UI
membimbing skripsi, tesis dan disertasi. Mata ajaran metode perancangan
juga dalam peralihan. Saya akan mengajar Pengantar Arsitektur di UPJ.
Sementara itu saya masih ada beban menyiapkan pendirian Fakultas Seni
dan Perancangan Lingkungan.
Untuk tahap akhir penulisan, saya harus menemui Gunawan sekali lagi. Ada saja
yang kurang. Heran. Apakah janjian dengan Gunawan harus melalui sekretaris?
Ia sekarang pimpinan tertinggi dari sebuah perguruan tinggi. Saya takut salah
bersikap. Email saja. Ia memberi waktu pukul 16:00 WIB setelah semua rapat
usai. Mudah. Seperti biasa saja. Tidak ada yang berbeda janjian dengan
Gunawan sebelum dan saat ia jadi rektor. Saya menemuinya tiga bulan setelah
ia diangkat jadi rektor, Agustus 2011. Ia dilantik jadi rektor, Mei 2011.
Di perjalanan menuju UPJ, saya mencoba membayangkan bagaimana gedung,
tempat Gunawan bekerja sebagai Rektor Universitas Pembangunan Jaya?
Bagaimana ruang kerjanya? Siapa yang membantunya? Pertama-tama, saya
akan berhadapan dengan pak satpam, kemudian diantar menuju ibu sekretaris,
lalu dipersilahkan duduk bersama tamu rektor lain yang sudah menunggu.
Menunggu giliran menghadap rektor.
Sampai di Bintaro saya cari-cari Universitas Pembangunan Jaya itu, dipandu
papan reklame yang ada di pinggir jalan. Ketemu. Terlihat papan nama di atas
gedung memanjang itu. Seperti ruko. Agak tak yakin, ragu-ragu, tapi papan
nama itu menjelaskan sejelas-jelasnya. Tanya lagi pada Pak Satpam yang
bertugas mengatur jalan.
“Kantor rektor UPJ di sini?”
“Betul…silakan masuk dari pintu itu,” katanya sambil menunjuk dari arah pintu
gerbang yang paling ujung.
Begitu masuk komplek, tanya lagi untuk mengetahui pasti ruang kerja rektor
agar tak salah, karena gedungnya memanjang. Hm…, berjejeran. Ada beberapa
pintu masuk ke bangunan.
“Ruang kerja rektor, sebelah mana?”
“Yang ini,” tunjuk Pak Satpam pada salah satu pintu bagian ujung.
No comment for 123. Masa Pensiun Gunawan Tjahjono bab 27a