69. sisi lain : Arsitek Gunawan Tjahjono 14f : Safitri Ahmad
Menu Click to open Menus
TRENDING
Home » BUKU PROF. GUNAWAN TJAHJONO » 69. sisi lain : Arsitek Gunawan Tjahjono 14f

69. sisi lain : Arsitek Gunawan Tjahjono 14f

(210 Views) Agustus 11, 2022 3:10 am | Published by | No comment



“Berapa kecukupan ruang? Berapa jumlah anaknya? Sekarang anaknya masih
SMA. Ia butuh privasi. Ia tidak ingin diganggu. Semua mesti kita catat. Saya
harus bisa menafsirkan karakter yang ia inginkan seperti apa.”
“Klien saya tidak bilang, “Pak …bikinkan rumah seperti di majalah…” Tidak
begitu,” kata Gunawan malas. Atau, “Ini lho, saya maunya yang seperti ini”
Atau “Saya belum pernah lihat rumah seperti gambar yang kamu bikin.”
Gunawan menirukan polah klien jika ketemu arsitek….Wah cilaka…kalau bisa
lihat di mana, tinggal cari aja. Nyontek saja. Suruh tukang gambar,”ujarnya.
“Klien yang satu lagi juga hebat yaitu Santoso. Ia membaca buku saya
(Heritage Architecture) lalu cari saya, dan mengatakan ingin membangun rumah
tradisional seperti yang ada di buku itu.“Pak saya punya mimpi ingin bikin
begini-begini.””

Indonesia Heritage Series merupakan ensiklopedi yang terdiri dari 10 volume : dari
ancient history volume 1, sampai language and literature volume 10. Salah satunya
architecture, volume 6. Nah, yang architecture ini, editornya Gunawan, yang
mengedit tulisan-tulisan tentang arsitektur Indonesia tradisional (rumah gadang,
joglo, dan lain-lain) sampai arsitektur modern. Ensiklopedi ini, diterbitkan oleh
Archipelago Press. Terima kasih Wikipedia untuk info ini.

“Kalau rancangan dari sayembara yang pernah dibangun apa saja Pak?”
“Satu-satunya sayembara yang dibangun, ya…renovasi pastoran Theresia
itu. Wah itu kliennya bukan satu orang, tapi banyak. Tim. Runding. Susahnya
mereka user kan (pengguna). Tapi tidak apa-apa karena sesuai dengan
kebutuhan mereka. Sebenarnya kita tidak boleh terlalu percaya pada mereka
juga. Toh yang memakai bangunan itu tidak benar-benar mereka. Kita juga
harus memiliki pengetahuan tentang orang yang bekerja di bangunan itu.”

“Kami tentukan siapa penguna. Saya memang harus tanya. Jika orang harus
pindah (jika bangunan direnovasi), Anda harus buat sesuatu yang mutunya
lebih baik dari semula. Itu prinsip. Mereka sudah berkorban. Dan itu masalah
moral juga. Kalau bikin baru harus lebih baik. Kalau tidak, buat apa didesain.
Desain itu untuk memperbaiki atau meningkatkan sesuatu.”
“Halamannya yang besar, saya pertahankan. Itu konsep saya. Ternyata banyak yang suka.”
“Waktu saya ke Theresia, bangunan renovasi Pak Gun terasa sudah lama.
Padahal bangunan baru. Setelah masuk ke dalamnya langsung terasa
kebaruannya.”



“Itu yang saya suka, sepertinya ia (bangunan) sudah lama di situ. Tapi
karakternya juga ada. Tidak sama.”
“Pastor memblok, membikin kaca buram (tidak tembus pandang). Saya tidak
suka, sampai saya protes. Pekerjanya (orang yang bekerja di bangunan itu) juga
protes. Akhirnya sekarang jadi bening lagi.”
Saya agak terkejut ketika memasuki ruangan warna-warni itu. Ini kan institusi
keagamaan yang sangat teratur, religi, santun, kenapa ruangannya dicat warna-
warni, aturan mainnya : cat putih. Gunawan berani sekali.

“Dindingnya berwarna-warni, apakah mereka tidak protes?”
“Tidak. Saya bisa yakinkan mereka. Saya bilang ini warna intelektual…”
“Pastor bilang, “Semua harus diputuskan oleh Pak Gunawan.” Yang penting
semua keinginan mereka sudah saya penuhi. Mereka mau ruang ini, ruang itu…
saya sediakan, lalu saya jelaskan alasan pembentukan ruangnya.”
“Saya merasakan perbedaan yang kuat antara ruang umum dan ruang privat,
walau berada dalam satu bangunan?”

“Yang dekat ruang pastoran tentu lebih privat.”
“Pastor cara hidupnya berbeda. Ruangannya lebih besar. Kalau ruangan pastor
yang baru agak terang. Kalau yang lama tidak terang.”
“Pak Gun pernah mengerjakan proyek dari Ciputra (pengusaha properti)?”
“Enggak…enggak pernah.”




No comment for 69. sisi lain : Arsitek Gunawan Tjahjono 14f

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


center>