17. Mengamati Studio bab 4a : Safitri Ahmad
Menu Click to open Menus
TRENDING
Home » BUKU PROF. GUNAWAN TJAHJONO » 17. Mengamati Studio bab 4a

17. Mengamati Studio bab 4a

(159 Views) Agustus 6, 2022 2:35 am | Published by | No comment



Di dinding pengumuman, saya membaca tugas perancangan V, “Timur”. Baca
sejenak, hm….apa maksudnya? Tak tertarik, saya abaikan.
Semester ini ada studio untuk mahasiswa semester 7, saya ingin ikut, ingin
lihat. Studio ini yang membedakan arsitektur UI dan arsitektur universitas lain,
kata Gunawan. Pagi itu, saya tunggu ia di ruang tamu dosen. Lalu kami berjalan
kaki menuju gedung BP3. Gedung ini terdiri dari dua ruangan yang digunakan
untuk studio, terpisah dari gedung Departemen Arsitektur.

Kami memasuki ruangan yang ada di sebelah kiri. Masih kosong. Bapak yang
membawa daftar hadir mengatakan bahwa mahasiswa belum datang. Tentu
saja Gunawan kesal. Mahasiswanya tidak tepat waktu. Selain itu, ia ditunggu
rapat di gedung rektorat (Pusat Administrasi Universitas).

Saya dan Gunawan menunggu. Duduk di bangku berbentuk bulat tanpa
sandaran. Kemudian ia mengambil satu fotokopi dari tumpukan fotokopi yang
tadi ditenteng. Menyerahkannya pada saya, satu. Saya mengambilnya dan
langsung membaca. Sampai lupa mengucapkan terima kasih karena tertarik
pada tulisan di halaman depan dengan judul “Timur”. Yah…ini yang saya baca di
papan pengumuman beberapa hari yang lalu. Persis sama. Bedanya, di papan
pengumuman hanya satu lembar, di lembaran yang saya dapat, ada 20 lembar.
Saya bolak-balik lembaran panduan kegiatan dan tata cara studio perancangan
arsitektur V (studio) itu,

isinya :
Tertulis lengkap kegiatan harian yang menjadi panduan bagi fasilitator dan
mahasiswa. Gunawan yang membuatnya. Terlihat jadual pertemuan (Senin, Selasa,
Rabu, Jumat) dari pukul 8:00 – 17:40 WIB. Durasi: 14×35 jam, 56 x (pertemuan kelas
maksimum) di antaranya 6×35 jam mandiri.

Pada hari Jumat tertulis, ”Saat penyajian jam pertemuan diperpanjang”. Saya
bingung dengan kata penyajian. Apa maksudnya? Rupanya yang dimaksud adalah
presentasi. Kenapa Gunawan tidak mengunakan kata presentasi. Tapi penyajian,
seperti masakan saja, disajikan.

Cara penilaian: (1) Tata olah selama mengikuti kegiatan melalui pembelajaran. (2)
Setiap pembelajaran mendapatkan nilai oleh fasilitator. (3) Kelengkapan portfolio,
logbook, laporan perancangan. (4) Hasil presentasi, kopi (copy) piranti lunak, model
studi sepanjang tata olah (oleh juri luar dan fasilitator) (5) Nilai keseluruhan akan
ditentukan berdasarkan rerata kelas setelah nilai kumulatif dan nilai penyajian akhir
dikumpulkan ke koordinar



Tak berapa lama, muncul : Diyan Sigit, Sadili, Siti, serta Laksmi. Gunawan
menyerahkan fotokopi naskah uraian kegiatan dan tata cara studio
perancangan arsitektur V (studio) itu. Dari ke-empat fasilitator itu hanya Siti
yang berujar,” Membaca hard copy lebih menyenangkan dibanding membaca
file.”

Rupanya Gunawan sudah mengirimkan naskah itu melalui email pada fasilitator
yang namanya tercantum pada naskah panduan studio itu.
Fasilitator adalah seseorang yang membimbing mahasiswa untuk studio.
Masing-masing fasilitator membimbing 6-8 mahasiswa. Biasanya fasilitator
datang ke ruangan studio untuk memberikan bimbingan. Mereka juga dapat
dihubungi melalui email. (pada lembar panduan sudah tercantum email masing-
masing fasilitator)

Mahasiswa dan fasilitator yang lain memasuki kelas. Gunawan maju ke depan,
siap memberikan pengarahan dan memperkenalkan fasilitator yang akan
membimbing mahasiswa. Ada 9 orang. Ada yang tidak hadir pada hari ini.
Ia memperlihatkan panduan kegiatan studio itu ke mahasiswa, “Tema
rancangan untuk studio semester ini, yaitu Timur. Silakan mengartikan kata
“Timur” sesuai dengan interpretasi masing-masing.”
Setelah bicara selama 30 menit, ia meninggalkan kelas. Gunawan berjanji akan
kembali pukul 13.00 WIB. Dan meminta salah seorang wakil mahasiswa untuk
memperbanyak lembaran naskah uraian kegiatan dan tata cara studio serta
membagikannya ke semua peserta studio.

Apakah peserta perancangan V memahami apa yang ditulis Gunawan dalam
panduan tersebut? Apa yang terpikir pada saat diberi tema “Timur”? Apa
yang akan mereka rancang? Saya bertanya pada dua mahasiswa yang ikut
perancangan V, Terry dan Rizky, mereka satu kelompok dengan fasilitator :
Gunawan dan Laksmi.

Menurut Terry, ia awalnya bingung dengan tema Timur, tapi sudah
membayangkan kata “Timur” itu, sesuatu yang berhubungan dengan
kebudayaan. Tapi setelah mendapat penjelasan lanjutan dari Gunawan kata
“Timur” menjadi berkembang.




No comment for 17. Mengamati Studio bab 4a

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


center>