82. Rumah Batu Rumah Pribadi Gunawan Tjahjono 17e : Safitri Ahmad
Menu Click to open Menus
TRENDING
Home » BUKU PROF. GUNAWAN TJAHJONO » 82. Rumah Batu Rumah Pribadi Gunawan Tjahjono 17e

82. Rumah Batu Rumah Pribadi Gunawan Tjahjono 17e

(298 Views) Agustus 13, 2022 3:46 am | Published by | No comment



Dari lantai satu, saya menegadah ke atas, ke lantai dua, terlihat balok struktur
horizontal yang menopang lantai dua. Lurus. Tapi pada beberapa bagian garis-
garis balok membentuk garis diagonal yang bertemu pada satu titik. Awalnya
saya heran, kenapa garis-garis itu bersilang dan bertemu pada satu titik. Tapi
jika mengacu pada konsep :

Saya yakin di dalam diri manusia selalu ada pertentangan dua sifat (alami)
yang tak kunjung selesai. Pertentangan antara dua sifat tersebut dapat
mengutub dan bila hal ini terjadi ia akan membawa konflik. Namun mereka
berdua dapat saling bertemu dan mencari jalan untuk saling mengisi.
Kedua sifat alami ini saya mencoba jadikan tema utama perancangan
pondok ini. Dalam hal ini pengolahan rancangan berdasarkan klasifikasi
simbolik yang mencakup: depan belakang, kota hutan, Timur Barat, terbit
tenggelam, harapan sirnaan, nyaman takut, terang gelap, sejuk hangat,
akal rasa. (Kutipan dari Tulisan Gunawan tentang Rancangan Rumah ini
pada Pameran 4 D)

Maka garis-garis balok yang bersilangan membentuk garis diagonal
menyesuaikan diri dengan konsep.

Pintu masuk utama tidak menghadap jalan, tapi ke samping (Timur). Pada saat
pintu dibuka tutup untuk menyambut dan mengantar tamu pulang, orang yang
lalu lalang di jalan tidak punya kesempatan mengintip bagian dalam rumah,
hanya yang diizinkan dapat memasuki dan menikmati rumah.

Di depan rumah terdapat kerangkeng besi berbentuk setengah lingkaran 181
berfungsi untuk menyimpan mobil. Garasi. Awalnya, cerita Gunawan, ia
tidak ingin membuat garasi. Mobil diletakkan di depan rumah saja, karena
tapaknya memang cukup luas, karena beberapa kali kecurian, maka diputuskan
untuk membuat kerangkeng besi itu. Kerangkeng besi menguatkan kehadiran
rumah. Bandingkan jika garasi dibuat masif tentu kehadiran rumah tertutupi.
Terkalahkan. Padahal yang utama adalah menampilkan keutuhan bentuk rumah
ke semua orang.



Saya melihat bak tanaman berbentuk segitiga sebelum masuk ke dalam rumah
dan memalingkan wajah ke belakang, ujung segitiga bertemu dengan ujung
segitiga yang lain yang berfungsi sebagai kolam ikan. Pertemuan kedua titik
itu dipermukaan tanah, satu segitiga naik dari permukaan tanah kira-kira 80
cm (bak tanaman), sedangkan yang lain turun (kolam ikan) mungkin kira-kira
80 cm. Dari titik pertemuan itu sudut segitiga melebar. Jika tak disengaja,
kolam ikan itu tak terperhatikan karena lebarnya yang sempit dan bentuknya
yang tak biasa. Saya kira Gunawan memaksa membuat kolam ikan itu untuk
menerapkan konsepnya:

Titik tengah antara kolam dan bak tanaman, pengejawantahan pertemuan
dua sifat alami manusia yang bertemu pada satu titik.
Rumah ini terletak di tengah, agak dekat ke jalan. Menyatu dengan
lingkungannya. Punya rasa percaya diri yang kuat. Sedikit sombong. Tampil
dengan dua wajah. Satu kasar. Kaku. Pongah. Yang lain, tidak terlalu lembut
(mendekati biasa malah). Ringan. Karakter itu muncul dari material lokal
yang digunakan : batu, beton, kayu, kaca. Bentuk rumah terkendali, bersih,
rapi, jelas, dengan garis-garis yang mudah dibaca dan dipahami. Santai. Tapi
sopan. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Penempatan rumah pada tapak dan
dimensi yang digunakan memberikan efek keterjangkauan dan menyatu
dengan lingkungan sekitar. Rumah 2.5 lantai terlihat dari luar hanya dua lantai,
memanipulasi pandangan.




No comment for 82. Rumah Batu Rumah Pribadi Gunawan Tjahjono 17e

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


center>