42. Murid bab 8d Kemas Ridwan Kurniawan-2
(295 Views) Agustus 8, 2022 10:49 pm | Published by Safitri ahmad | No comment
Cara Gunawan mengajar, ia berdiri di tengah, murid membentuk lingkaran
mengitari, terjadi diskusi. Hal ini mengesankan Kemas, beda dengan dosen lain
yang berdiri di depan kelas.
”Yang paling saya ingat, waktu mendeskripsikan apa itu sendok?,” kata Kemas.
Murid dibuat bingung dengan pertanyaan sederhana itu.”Apa itu sendok?”
Kemas menjelaskan, ”Biasanya ketika kita melihat benda, maka form dan shape
itu seolah-olah jadi satu. Padahal itu berbeda, Shape fisiknya, sedangkan form
itu isinya. Jadi, jika ditanya, apa itu sendok, harus mengetahui ”form” nya.
Lalu, gunakan kata dasar untuk menjelaskan, agar orang langsung paham, tidak
bertanya lagi, dan tidak berfikir dua kali. Sendok adalah sebuah benda yang
melengkung diujungnya yang berfungsi sebagai wadah. Ada fungsi untuk tangan
bisa mengangkat wadah itu.”
”Jadi apa itu sendok?” tanya Kemas, bukan pada saya, tapi untuk diri sendiri,
yang kemudian dijawab sendiri juga.
”Yaitu container. Wadah. Adanya upaya untuk mengangkat. Jadi dari situ
berkembang.”
”Kalau begitu gayung itu sendok bukan?” Seperti pertanyaan pertama, bukan
untuk saya.
”Apa yang membedakan gayung dan sendok?” Lagi. Tapi kedua pertanyaan itu
tak dijawab. Entah kenapa.
”Sangat berkesan sekali,” simpulnya sambil tersenyum.
Hm…
Selama jadi murid Gunawan, saya tidak pernah diceritakan tentang sendok.
Kemas sangat kagum dengan pengetahuan Gunawan
yang banyak. Ini tahu. Itu tahu. Kemudian, cara ia
menyampaikan, dengan meng-encourage muridnya
untuk berfikir lebih dalam, tidak dengan mendikte
atau mengindoktrinasi supaya seseorang itu hafal.
“Tapi di sisi lain, ia sebenarnya mengindoktrinasi
dengan metodologinya. Beda dengan indoktrinasi
supaya murid itu hafal. Indoktrinasi metode agar
murid itu paham,” jelas Kemas.
Setelah pulang dari Amerika, Gunawan menerapkan metode baru dalam
pengajaran studio (perancangan) yang disebut metode tematik. Kemas
merupakan angkatan awal yang menerima metode itu, saat diperkenalkan di
jurusan arsitektur UI.
Pada saat itu ada 4 penjurusan untuk perancangan V (studio) : 1. Bangunan
lingkungan, 2. Perkotaan, 3. Permukiman, 4. Struktur. ”Saya memilih bangunan
lingkungan yang diampu oleh Pak Gunawan, karena ada kesan studio bangunan
lingkungan yang paling prestige. Padahal sebenarnya tidak. Suasana baru yang
dibawa Pak Gunawan dalam mengampu Perancangan V itu yang memberikan
kesan tersebut,” kata Kemas.
Ia menceritakan kembali pengalaman studio (perancangan) dengan metode
baru itu. Ia dan beberapa temannya dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan gagasan peracangan. Kelompok ini mengambil tapak di daerah
Condet, Jakarta. Semua anggota kelompok survei dan observasi ke sana. Dari
tapak yang ada, dibuat satu maket besar. Lalu, tapak itu kemudian dibagi
menjadi tapak yang lebih kecil dan dibagi ke masing-masing kelompok. Satu
kelompok dapat satu tapak yang berbeda-beda. Menurut Kemas, kegiatan ini
sangat menarik karena murid tidak hanya sekedar survei, tapi benar-benar
mengamati kehidupan sosial masyarakat yang ada di situ. Sedangkan pada studio
sebelumnya, tidak ada riset yang dilakukan sedalam itu.
”Setelah itu kita harus mempresentasikan dengan model, harus semenarik
mungkin penyajiannya. Kalau yang sebelumnya, penyajian harus di kertas A2
dikasi kop. Kalau presentasi dengan Pak Gunawan kita dibebaskan.”
Kemudian seluruh kelompok berembuk untuk menemukan tema besar dari tapak
yang ada di daerah Condet itu. ”Kita berdebat sampai begadang-begadang, untuk
menemukan tema daerah ini, keyword-nya. Akhirnya ketemu tema Kota Pak Tua
(The Old Man). Setelah itu masuk ke tapak masing-masing,” kata Kemas.
Murid dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai fungsi bangunan : ada untuk
hunian, perkantoran, dan lain-lain. Semua fungsi kegiatan itu ada dalam satu
tapak besar.
Begitu masuk tahap perancangan pada tapak masing-masing, beberapa
fasilitator diundang untuk membantu peserta perancangan V, yang dibagi ke
dalam beberapa kelompok. Mereka bertugas mengawasi, memberi bimbingan,
dan menilai pekerjaan peserta perancangan itu. Gunawan menjadi koordinato
No comment for 42. Murid bab 8d Kemas Ridwan Kurniawan-2