Dari Gunawan saya mengetahui bahwa Titi A. Soenanto merupakan kenalan
lama. Tahun 1964, Gunawan menyewa rumah orang tua Titi di daerah Senen,
Jakarta. Usia mereka tak terpaut jauh, beda dua tahun. Gunawan baru lulus
dari di SMA Utama 3 dan Titi kelas-1, di SMA Santa Ursula.
Sore itu, saya temui Titi di rumahnya, tak lama bergabung, suaminya, Dr.
Soenanto R. MS. Sp. A.

“Waktu itu Pak Gunawan sewa rumah orang tua saya. Rumahnya terletak di
bagian belakang. Kadang-kadang orang tuanya datang dari Medan. Jadi, saya
kenal bapaknya, ibunya dan adiknya yang laki-laki. Pak Gunawan suka sekali
menggambar. Jika ada waktu luang, ia menggambar. Gambar orang, gambar
bunga, macam-macam,” kata Titi.

Saya pernah melihat gambar perspektif Museum Bahari. Itu tesis Gunawan.
Gambar tangan, rinci. Saya juga pernah beberapa kali melihat ia membuat
sketsa, corat-coret. Gerakan tangannya perlahan, pasti, dan terukur.
Begitupun saat menulis di atas kertas tanpa garis bantu (kertas polos tak pakai
garis-garis). Tulisan itu rapi seakan ada garis bantu di bawahnya. Ia menulis
dengan tenang, tidak terburu-buru. Tapi saya tidak mengetahui bahwa ia suka
menggambar. Ada dua orang yang terkesan dengan kesukaannya menggambar,
Emir (sahabat dan rekan kerja) dan Titi. Gunawan, tidak pernah cerita kalau ia
suka menggambar. Atau paling tidak di rumahnya, ada sketsa garis tangan yang
dipajang di dinding, yang menunjukkan ketrampilannya itu.

“Dari dulu, orangnya baik, tidak neko-neko. Rumah anak saya, semuanya, Pak
Gunawan yang merancang. Awalnya, rumah Surti dan Musyid. Kemudian
rumah sewa yang terletak di Paseban. Lalu rumah Wisnu,” kata Titi, yang
mempunyai tiga orang anak : 2 lak-laki dan 1 wanita.
Seru juga. Gunawan jadi arsitek keluarga. Dalam satu keluarga, semua rumah
dirancang oleh arsitek yang sama.

Dulu, saya pernah membaca majalah Femina tahun 2004, tak sengaja saya
membaca rubrik rumah, arsiteknya Gunawan Tjahjono. Itu rumah Surti dan
Mursyid. Dua rumah itu bersebelahan, tapi pada ruangan tertentu, kedua
rumah itu saling terhubung. Agak surprised. Tiba-tiba karya Gunawan masuk
majalah. Ia jarang merancang rumah tinggal, karya terbangunnya pun tak
banyak. Tidak seperti Yori Antar dan Andra Matin, yang karyanya tersebar di
majalah terutama majalah arsitektur.

Soenanto, dokter spesialis anak, awalnya mereka ingin membangun klinik
tumbuh kembang anak, pada tanah yang terletak di Jl. Paseban itu, setelah
didiskusikan lebih lanjut, diputuskan untuk membangun rumah sewa
saja. Rumah sewa khusus untuk wanita, mahasiswa kedokteran regular,
internasional, dan spesialis, Universitas Indonesia.