Gunawan Tjahjono dosen saya di Program Pascasarjana, Kajian Pengembangan
Perkotaan, Universitas Indonesia, tahun 2003-2005. Cara ia mendidik berbeda
dengan guru/dosen yang pernah mendidik saya sebelumnya, ia mendorong
untuk mencari pengetahuan itu dan memikirkannya. Ini membuat saya tertarik
dan ingin menuliskan pengalaman itu ke dalam sebuah buku.

Januari 2007 penulisan buku ini dimulai. Saya mengikuti kelas yang diampu
Gunawan, mewawancara guru, murid, asisten, sahabat, klien, dan keluarga,
serta menelusuri karya arsitektur terbangunnya. Selain itu, mendapat
kesempatan mengikuti proses penjurian perpustakaan Universitas Indonesia
yang baru, dengan Gunawan sebagai Ketua Dewan Juri.

Saya belajar banyak selama proses pengerjaan buku ini. Belajar tentang
mengritik karya arsitektur, belajar cara Gunawan mendorong mahasiswanya
mencari ilmu pengetahuan, belajar bagaimana ia berkomunikasi dengan lawan
bicara atau di depan hadirin.

Ucapan terima kasih tidak akan pernah cukup atas kesempatan yang ia berikan,
mengizinkan saya menulis buku ini dan memberikan kepercayaan yang begitu
besar. Gunawan sebagai tokoh utama, meluangkan begitu banyak waktu
disela-sela jadualnya yang padat, untuk menjawab semua pertanyaan saya yang
tak habis-habisnya, dan selalu sabar menjelaskan, bila saya tak paham dan tak
puas dengan jawabannya.

Banyak pihak yang membantu untuk mengenal Gunawan dari sisi yang
berbeda. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada Soewondo B. Soetedjo dan Han Awal sebagai guru yang menceritakan kesan mereka saat
Gunawan mahasiswa. Kemas Ridwan Kurniawan (Ketua Departemen Arsitektur,
Universitas Indonesia) atas pengalamannya menjadi mahasiswa dan atas
izinnya, saya dapat wara-wiri di Departemen Arsitektur Universitas Indonesia
untuk observasi dalam pembuatan buku ini. Ova yang menjelaskan kondisi
kelas dan kesannya sebagai asisten. Herlily, yang menceritakan pengalamannya
sebagai co-teacher. Rizky dan Terry yang memberikan kesan terhadap mata ajar
Perancangan Arsitektur V yang mereka ikuti.

Titi A Soenanto dan Soenanto (rumah sewa Paseban) dan Wisnadi Sunanto
dan Andrina Kustiwulan (Rumah Wisnu), klien, yang mengizinkan saya untuk
memotret dan berbagi cerita tentang rancangan Gunawan. Bambang, staf
Pastoran Theresia yang mengizinkan saya memotret karya Gunawan.
Sadili dan Emirhadi yang membuat saya tertawa geli mendengar cerita
persahabatan mereka dengan Gunawan sejak 46 tahun yang lalu.

Effi yang membantu mentranskrip sebagian wawancara dari kaset ke bentuk file.
Veronica yang mengirim email hasil risetnya tentang temperatur rumah Beji.
Boyke yang membantu men-copy-kan file gambar untuk keperluan buku ini.
Gabriella Sengkey (cucu keponakan Gunawan) yang bersedia menjadi pembaca
pemula. Ia baru saja lulus dari SMA Rex Mundi, Manado. Komentarnya, buku ini
enak dibaca, lucu, dan menceritakan tentang karya arsitektur dan bagaimana
Gunawan mendidik, serta tentang penulisnya. Setelah membaca buku ini, Gaby,
panggilan Gabriella semakin mengenal sosok sang kakek, yang tidak ia ketahui
sebelumnya.

Tentu saja keluarga Gunawan Tjahjono, terutama, Julien Tumundo yang selalu
menyediakan minum saat saya datang dan berbagi cerita tentang keseharian
Gunawan sebagai kepala rumah tangga. Ismiaji Cahyono, putra pertama
Gunawan, yang menceritakan pengalaman jadi anak dan bersedia membantu
mendisain cover dan meng-lay out buku ini sehingga tampilannya menjadi
menarik dan enak dilihat.