101. Reka-Reka Karakter Karya Gunawan Tjahjono bab 22g : Safitri Ahmad
Menu Click to open Menus
TRENDING
Home » BUKU PROF. GUNAWAN TJAHJONO » 101. Reka-Reka Karakter Karya Gunawan Tjahjono bab 22g

101. Reka-Reka Karakter Karya Gunawan Tjahjono bab 22g

(284 Views) Agustus 14, 2022 2:17 am | Published by | No comment



Saya suka dengan Renovasi Pastoran. Rancangan ini penuh teka teki dan
menimbulkan banyak pertanyaan. Terlihat jika Gunawan sengaja, bermain-
main pada setiap sisi bangunan. Di mulai dari kolom pergola yang berbentuk
tabung di antara kolom balok, yang peletakannya tidak di tengah dan tidak di
pinggir. Ruang warna warni, setiap ruang beda warna. Kolom struktur yang
berwarna ungu, ada yang berbentuk tabung, ada yang berbentuk balok. Jendela
dengan rancangan garis-garis vertikal kurus. Pemanfaatan ruang semaksimal
mungkin, sehingga semua termanfaatkan, walau bentuk ruang tak simetris.
Saya suka, cara Gunawan memanfaatkan ruang di bawah atap dan memasukkan
sinar matahari. Ada sinar matahari yang dimasukkan tumpah ruah seperti
ruang kelas. Ada juga yang dimasukkan tertahan, dengan menggunakan jendela
garis-garis vertikal kurus.

FILOS OFI
Pertama kali melihat karya arsitektur Gunawan, tak membuat saya takjub.
Akan tetapi ketika mulai merasakan, menikmati, menyelidiki, dan memikirkan
alasan kehadirannya, perasaan penasaran mulai muncul pelan-pelan. Kenapa
bidang dinding itu tak berjendela? Kenapa jendela malah terletak di samping?
Kenapa satu bangunan itu mempunyai dua permukaan yang berbeda, satu
halus yang lain kasar (berlapis batu)? Kenapa garis-garis struktur di lantai
dua, diagonal dan membentuk sudut segitiga? Kenapa hanya satu pilar yang
berbentuk tabung, tapi yang lain berbentuk kubus? Banyak pertanyaan yang
dapat ditemukan jika mau mencari. Ia selalu membuat penikmat arsitekturnya
bertanya-tanya. Mungkin tanpa ia sadari, ia telah membuat sebuah teka-
teki dalam rancangan arsitektur. Kesukaannya pada filosofi, cerita silat,
antropologi, saya kira mempengaruhi gaya rancangan. Pengamat tidak
hanya menemukan bentuk fisik yang mudah terlihat, tapi menemukan alasan
pembentukannya.

Hal lain yang saya rasakan, Gunawan menggabungkan arsitektur Timur (east)
dan modern dalam berkarya. Konsepnya. Kedua hal itu berpadu melalui
bentukan garis, bidang, ruang. Secara fisik, jelas itu arsitektur modern,
misalnya bidang (dinding lebar) untuk memasukkan cahaya matahari secara
penuh. Tapi saat kita merasakan ruang-ruang di dalamnya dan melihat garis dan
bidang yang terbentuk, akan terasa perpaduan Timur dan modern.



Bentukan ruang gedung rektorat UI terdiri dari pintu utama (main entrance),
taman berbentuk segi empat, koridor panjang dengan tangga menuju
bangunan, merupakan filosofi arsitektur Timur. Sedangkan Balai Kirti, dengan
ruang yang lapang dan bangunan yang menjulang secara vertikal, terasa dari
Barat.

Rumah Beji, dengan dua wajah : Utara, Selatan : primitif, modern. Sentuhan
Timur dan modern sangat kuat. Tempat tidur orang tua di Barat sedangkan
anak di Timur, mengadopsi filosofi Timur. Jendela lebar dengan material kaca,
pengejawantahan arsitektur modern.

Arsitektur Timur dan modern di rumah Wisnu pun, terasa. Arsitektur Timur
tertampil pada pola jenjang (bertingkat-tingkat) taman atap (roof garden)
seperti sawah di Bali. Perjalanan dari lantai dasar menuju taman atap tertinggi
membutuhkan perjuangan tersendiri, mendaki lantai, tingkat demi tingkat
melalui taman atap berbentuk jenjang sebelum mencapai taman atap paling
atas yang sangat luas. Dari sini sebagian pemandangan Jakarta terhampar.
Sedangkan arsitektur modern tertampil pada pola ruang yang efektif, efisien,
dan ornamen dinding yang berbentuk kontemporer.




No comment for 101. Reka-Reka Karakter Karya Gunawan Tjahjono bab 22g

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


center>