50. Guru 10b- Han Awal
(209 Views) Agustus 8, 2022 11:04 pm | Published by Safitri ahmad | No comment
Kita temui guru Gunawan yang lain. Han Awal. Seperti penjelasan di atas,
saya janjian dengan beliau melalui email, dan bertemu di kantor Ikatan Arsitek
Indonesia, Jakarta Design Center, Jakarta. Tentu saya selalu membawa alat rekam, dan selalu memohon izin pada setiap
narasumber untuk merekam wawancara itu. Ketika Han Awal mulai bicara,
suaranya begitu halus, saya sampai khawatir suara itu tidak tertangkap alat
rekam,”Sebentar ya Pak…suara Bapak pelan sekali, saya khawatir, suara itu tidak
terekam, saya ingin cek sebentar….”
”Baik…suara saya memang pelan,”kata Han Awal.
Saya ambil alat rekam dan mulai mendengar suara yang terekam. Terdengar.
Tapi kecil.
”Terdengar Pak, tapi suaranya kecil sekali, sebaiknya alat rekamnya saya dekat
kan ke Bapak.”
”Iya…”kata Han Awal
Wawancara diteruskan.
Menurut Han Awal, Gunawan mahasiswa yang serius dan tekun. Ini yang
membuat Han Awal tanpa ragu-ragu meminta Gunawan menjadi asistennya.
Asisten untuk mata ajar perancangan 1 dan 2. Tugasnya, mencari gambar
contoh, lalu gambar tersebut digambar ulang di atas kertas kalkir, dicetak,
disebarkan ke mahasiswa. “Ia menanggapi tugas itu dengan cukup responsive,”
ujar Han.
Suatu hari, Han Awal mengajak Gunawan untuk mengubah satu aula yang
jarang digunakan untuk jadi ruang studio dan perpustakaan di UI, Jl.
Salemba,” Satu ruangan tapi disekat. Perpustakaan itu yang mengelola Pak
Gunawan. Bukunya dapat dari macam-macam sumber. Setiap alumni bersedia
menyerahkan buku.”
Tak berapa lama, Gunawan meminta saran dan surat rekomendasi pada Han
Awal untuk melanjutkan sekolah ke Delft, Belanda, “Saya bikinkan surat
pengantar ke Delft. Tapi ia tak jadi berangkat ke Belanda karena sakit. Ia
rupanya sudah diterima di sana, tapi keburu sakit. Mungkin ia melihat Pak
Wondo, saya, dan Pak Bian Poen, yang dulu dari Belanda (Soewondo, Han
Awal, dan Bianpoen, dulu pernah sekolah di Belanda, karena hubungan antara
Indonesia dan Belanda terganggu mereka melanjutkan sekolah ke Jerman), tapi
lulusan Jerman.”
“Satu hari ia minta kritik dari saya “Pak Han, saya
ini kekurangannya apa?,” saya pikir-pikir. Anda
bisa mengerjakan, tapi rupanya kurang perhatian
pada konsep. Mungkin itu yang diperhatikan betul.
Konsep.”
Gunawan kemudian mempelajari konsep secara serius, jika ada sayembara,
ia yang mendapat tugas memikirkan konsep, anggota yang lain,
menerjemahkannya ke dalam bentuk gambar. Menurut Han Awal, Gunawan
sosok yang sangat committed pada tugas-tugasnya. Apa yang ditugaskan pada
ia, diselesaikan dengan baik. “Orangnya kalem, apa adanya, argumentasinya
kuat. Itu ciri khas. Sekarang ia lebih gigih dan PD (Han Awal menyebut dua
huruf P dan D dan saya menyimpulkan itu percaya diri). Tidak sombong. Tapi
prinsipil. Saya kira dasar pemikirannya itu memiliki wisdom, kebijakan yang
terbukti. Ucapan-ucapannya itu mendasar dan jadi pijakan dalam membuat
keputusan. Apa yang ia sampaikan banyak didengar orang. Hebat sekali.”
Rancangan Gunawan menurut pendapat Han Awal biasa-biasa saja. Tidak
terlalu menonjol dan sangat berhati-hati. Konsepnya sedehana tapi jelas. Ada
latar belakang alasan rancangannya. Cukup realitis dalam merancang.”Karya-
karya Gunawan tidak terlalu bersolek, tetapi toh ada message nya, pesannya.”
Untuk proyek renovasi Pastoran Theresia, Gunawan berdiskusi dengan Han
Awal yang pakar konservasi, (pernah mendapat penghargaan International
Award of Excellence UNESCO Asia Pasific Heritage untuk bangunan gedung
Museum Arsip Nasional.) “Ia masih ingat saya dalam pekerjaan. Ia mengajak.
It is Very interesting. Ia perlu dukungan di situ, di bagunan tua itu,” cerita Han
Awal, senang diajak Gunawan berdiskusi tentang renovasi gedung itu.
“Maaf saya harus rapat,” kata Han Awal perlahan dan sangat sopan, sambil
mengansur alat rekam itu ke arah saya. Padahal saya masih ingin mendengar
ceritanya tentang Gunawan. Wawancara selesai tepat pukul 16:30 WIB, mulai
16:00 WIB sesuai janji. Bagaimana Han Awal merancang waktu sedemikian
tepat ya…ia hanya sekali-kali melihat arloji di tangan kirinya. Saya sangat
terkesan dengan wawancara kali ini. Sikap Han Awal membuat saya kagum :
sopan, santun, dan sangat hati-hati dalam menjawab setiap pertanyaan
No comment for 50. Guru 10b- Han Awal