103. Sayembara Bangka Belitung bab 23a : Safitri Ahmad
Menu Click to open Menus
TRENDING
Home » BUKU PROF. GUNAWAN TJAHJONO » 103. Sayembara Bangka Belitung bab 23a

103. Sayembara Bangka Belitung bab 23a

(131 Views) Agustus 14, 2022 3:11 am | Published by | No comment



Ada sayembara ex-mining, master plan di Bangka Belitung, yang saya temukan
di milis LArch (milis arsitek lansekap). Menarik juga nih. Bisa jalan-jalan ke
Bangka Belitung gratis dan hadiahnya 60 juta rupiah. Banyak. Ajak Gunawan,
kira-kira mau tidak ya…mungkin ia suka kalau master plan-master plan. Saya
email Gunawan mengajak ikutan sayembara itu. Dan seperti sudah saya
kira sebelumnya, ia bertanya, “Siapa jurinya?” Saya balas email itu dengan
menyertakan nama semua juri.

Ini jawabannya :
OK, saya ikut. Anda yang daftar karena latar belakang landscape. Saya
sebagai anggota yang nanti memasok gagasan dan kritik. Kita perlu orang
yang sangat piawai dalam rendering 3-D dan satu lagi yang menggambar.
Dulu saya pernah mengajak Gunawan sayembara bangunan dan taman untuk
sebuah perumahan, yang diselenggarakan oleh sebuah majalah arsitektur
bekerjasama dengan perumahan tersebut. Ia tidak tertarik. Ini kali kedua saya
mengajak untuk ikut sayembara dan berhasil.

Saya lalu mengajak Dini, lulusan ITS 2008, teman kerja. Ia menyanggupi untuk
ikut. Saya ajak juga Edi, lulusan Trisakti 2008, teman kerja. Dan terakhir Desti,
lulusan Universitas Pancasila 2010. Semuanya lulusan arsitektur. Saya yakin
seyakin-yakinnya, Dini dan Edi memutuskan ikut sayembara ini bukan karena
saya, tapi karena Gunawan. Mereka ingin belajar padanya. Sedangkan Desti
ikut karena saya. ia tidak kenal Gunawan.



Dalam pikiran saya sudah tergambar cara kerja tim sayembara Bangka Belitung
ini. Saya dan Gunawan akan membuat konsepnya, lalu Dini dan Edi yang akan
menggambar ide-ide brilian itu. Hal itu saya sampaikan pada Dini.
“Saya dan Pak Gun akan bikin konsep, nanti Dini yang akan menggambar,” ujar
saya.

“Saya kan juga ingin belajar konsep ke Pak Gun, masa saya hanya gambar,”
katanya. Saya baru tersadar, sepertinya saya sudah melakukan kesalahan.
“Tapi Bu Dini kerja, kapan waktu ketemu Pak Gun”
“Sabtu Minggu kan saya enggak kerja Bu.”
“Iya deh.” kata saya
“Tapi Bu Dini harus gambar pintu gerbang dan suasananya. Pokoknya kalau ke
Pak Gun harus bawa sesuatu, enggak boleh tangan kosong.”
“Iya deh Bu.”

Saya sampaikan hal ini ke Gunawan dan dibalas:
Fitri,
Saya kira baik ada pertemuan teratur bagi siapa juga yang terlibat. Dengan
demikian semangat mengerjakan juga lebih tinggi. Silakan kita jadualkan
pertemuan tim mungkin di hari Senin sore kalian pulang kantor yang
jaraknya tak jauh dari UI ke rumah saya atau di tempat tertentu. Anda
perlu paparkan apa yang sudah Anda simak di pertemuan itu. Semakin
cepat kita memiliki gagasan awal semakin baik.
Senin sore pulang kerja.

Senin sore saya minta waktu untuk pertemuan pertama tim sayembara Bangka
Belitung. Gunawan menyanggupi dan malam itu kita bertemu di rumahnya.
Saya memperkenalkan Dini dan Edi. Di atas meja kerja sudah tersusun rapi
buku dan majalah tentang arsitektur lansekap, referensi untuk sayembara
Bangka Belitung itu. Wah …serius.
Saya menyerahkan berkas sayembara. Produk apa saja yang diminta. Gunawan
mulai memeriksa berkas sayembara itu dan mengajukan pertanyaan tentang
lansekap dan tambang (sayembara Bangka Belitung merehabilitasi lahan bekas
tambang). Pertemuan itu berlangsung dari pukul 19:30 WIB sampai 21:30
WIB. Oleh-olehnya, ia meminta kita untuk mencari tema untuk sayembara itu.
Masing-masing diminta untuk sumbang pemikiran tentang tambang, master
plan, lansekap, Bangka Belitung.




No comment for 103. Sayembara Bangka Belitung bab 23a

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


center>