89 Renovasi Pastoran Gereja Theresia Jakarta bab 19c
(289 Views) Agustus 14, 2022 12:53 am | Published by Safitri ahmad | No comment
Menuju ruang kelas. Pembagian ruang kelas di lantai-2 tampak sederhana.
Kanan dan kiri kelas dibatasi koridor. Ruang kelas yang berada di kanan
(sisi belakang bangunan persegi panjang dan simetris). Cahaya melimpah
dari jendela lebar horizontal dengan rangka kayu. Saking penuhnya cahaya
dalam ruangan, saya harus mencari posisi yang tepat untuk menghindari
cahaya penuh masuk lensa kamera, jika tidak hasil foto menjadi gelap. Warna
ruangan hijau tua, sedangkan kolom… warna ungu. Masuk ruangan berikutnya,
didominasi warna ungu muda.
Ketika berjalan di koridor, saya menyaksikan garis cahaya dari pintu dan jendela
(jendela kelas yang terletak di atas dinding), melalui koridor, dan menempel di
dinding kelas yang lain. Ruang koridor menjadi terang walau terjepit di antara
dua ruang kelas.
Saya menuju ruang kelas yang menghadap ke taman. Begitu masuk kelas,
mata langsung mengarah ke dinding kaca lebar, saya mendekat ingin melihat
pemandangan yang ada di luar, pohon, rumput, pergola, menyejukkan mata.
Lalu saya mengarah pandangan ke atas, ke langit-langit. Rupanya sebagian
langit-langit kelas –di dekat jendela– mencapai atap, sedangkan sebagian
yang lain tertahan lantai yang ada di atasnya. Pada dinding bagian atas, saya
melihat bidang dinding beton terdapat garis-garis pendek dari kaca (fasad
depan bangunan), dengan ukuran yang sama dan berulang. Persis seperti
yang ada di ruang perpustakaan. Pada ketinggian yang sama. Di bawah reng
atap. Saya perhatikan dinding pembatas antara ruang kelas satu dan kelas lain.
Sebagian dibatasi dinding beton (berhenti pada kolom berbentuk tabung),
sisanya menggunakan partisi.
Pada foto yang saya terima dari Gunawan (foto itu diambil pada saat peresmian
renovasi pastoran) jendela menggunakan kaca buram. Ini tidak sesuai dengan
rekomendasi Gunawan. Ketika saya ke sana, kaca telah diganti menjadi kaca
jernih (bukan kaca buram lagi) sehingga cahaya lebih lepas.
Lantai 3
Ruang publik : ruang rapat.
Masih ada satu lantai lagi, lantai- 3. Saya merasa ruang di lantai 3, ini
menyempit. Saya masuk ruang rapat. Di ruang rapat mata saya tertuju ke arah
cahaya matahari, di atas kepala, yang berasal dari dinding kaca berbentuk
setengah lingkaran, mengikuti langit-langit ruangan (ceiling) yang juga
berbentuk setengah lingkaran. Cahaya juga datang dari jendela lantai-3 yang
dindingnya ditarik ke dalam bangunan agar tidak menabrak reng atap, karena
lantai 3 berada di bawah atap. Cahaya di ruangan ini berasal dari lantai-2 dan 3
(loteng/attic).
Saya menuju ke luar, balkon, melihat sekeliling, pada salah satu sudut terdapat
tangga darurat berbentuk spiral menuju taman yang ada di bawah, di belakang
bangunan. Dari atas balkon, saya menikmati pemandangan di sekitar bangunan.
Lalu mata mengarah ke dinding lantai 3 yang persis di bawah atap, dinding
segitiga itu dirancang menjadi garis salib dengan perpaduan antara kolom dan
kaca. Garis vertikal berupa kolom kubus persis dimulai dari ujung tertinggi atas
membelah dinding segitiga itu sama besar. Untuk garis horizontal Gunawan
mengunakan kaca dan menambah kaca lagi pada sebagian garis vertikal di
sebelah kolom beton, sehingga material kaca ini membentuk pola tanda
tambah (+). Garis salib tersamar dengan garis kaca vertikal itu. Pada bidang
dinding bawah terdpat jendela-jendela vertikal seperti garis lurus.
Bangunan ini terlalu banyak teka-teki, berbeda dengan rumah sewa di Paseban,
sangat mudah ditebak : bentuk ruangannya, alasan pembentukannya, luas
ruangannya. Dan saya tahu, gambar akan membantu menemukan jawaban dari
teka-teki itu. Gambar denah, potongan, dan tampak.
No comment for 89 Renovasi Pastoran Gereja Theresia Jakarta bab 19c