86. Rumah Sewa Paseban Karya Gunawan Tjahjono bab 18b : Safitri Ahmad
Menu Click to open Menus
TRENDING
Home » BUKU PROF. GUNAWAN TJAHJONO » 86. Rumah Sewa Paseban Karya Gunawan Tjahjono bab 18b

86. Rumah Sewa Paseban Karya Gunawan Tjahjono bab 18b

(207 Views) Agustus 14, 2022 12:46 am | Published by | No comment



Pada saat awal perencanaan, akan dibangun rumah untuk pemilik rumah
sewa di bagian belakang. Akan tetapi rencana itu tertunda. Pemilik rumah
menambahkan ruang di lantai 3 (attic-loteng) -untuk kamar pengelola dan
gudang- dan itu membutuhkan jendela. Saya memperkirakan jendela pada
lantai tiga itu ide dari pemilik rumah sewa. Dari denah yang saya dapat dari
Gunawan tak saya temukan rancangan lantai-3 (attic-loteng).

Saya sempat mengomfirmasikan masalah jendela itu ke Gunawan, dijawab ”Lupa dan tidak mengikuti perkembangannya.” Jika mengacu ke
perencanaan semula (akan dibangun rumah pemilik) maka Gunawan sengaja
tidak membuat jendela di dinding belakang untuk memisahkan secara tegas
antara area rumah sewa dan area rumah pemilik. Dan ini juga alasan Gunawan
membuat jendela berbentuk sudut pada kamar bagian belakang, untuk
menjaga privasi pemilik rumah yang akan menghuni di area belakang, dengan
mempertahankan konsepnya.

Kegiatan yang ada di rumah sewa tidak terlihat dari jalan, karena bangunan
menghadap ke samping, tidak ke jalan. Dari jalan hanya terlihat atap dan
dinding. Dinding lebar dan tinggi. Pada dinding terdapat jendela ruang tamu,
dan kamar sewa bagian bawah. Untuk lantai 2, terdapat jendela di sisi kanan
dan kiri untuk kamar sewa. Akan tetapi bagian tengah bangunan terdapat
kotak-kotak kecil tak beraturan. Tidak berkesan. Tapi bikin penasaran. Apa ya?
Apa maksudnya ya? Tunggu…

Kamar (lantai 1) yang berada di sisi kanan menghadap ke taman, tidak ada
jendela ke ruang tamu. Begitu juga kamar di lantai 2 yang berada di sisi kanan.
Jika kita simpulkan, Gunawan hanya menempatkan jendela ke arah taman
(kanan/Timur). Ia tidak menempatkan jendela ke sisi kiri/Barat. Kenapa? Ia
membagi area rumah sewa menjadi dua. Area umum dan area pribadi secara
tegas. Sisi kiri merupakan area umum (ruang tamu, dan sirkulasi/akses keluar
masuk rumah sewa). Sisi kanan merupakan area pribadi yang tidak mudah
diakses selain penyewa. Gunawan juga menyediakan jalur jalan langsung
menuju sisi kiri, tanpa melewati ruang tamu.



Saya diizinkan memasuki salah satu kamar sewa yang kosong. Di dalam kamar :
ada kamar mandi dan toilet, tempat tidur, meja, dan lemari. Di pintu terdapat
jendela berbentuk bulat dengan kaca buram. Ukurannya kira-kira 3 x 5 m
termasuk toilet. Kecil. Untuk ukuran saya yang punya kamar tidur 4 x 5 meter
tanpa toilet. Yang membuat kesan lega dan lapang, kamar itu berhubungan
dengan taman yang ada di sebelahnya, sehingga pandangan tidak terbentur
tembok tapi lepas ke taman. Ini yang menyebabkan dimensi kamar sewa terasa
lebih besar dari ukuran sebenarnya.

Saya pernah menanyakan ke Gunawan kenapa kamar sewanya terlalu kecil.
”Kamar itu hanya untuk tidur. Mereka berkegiatan di kampus. Untuk apa besar.
Dulu, kamar sewa saya juga kecil,” kata Gunawan membandingkan kamarwaktu ia SMA di Jakarta.
Mulai menuju lantai dua. Menaiki tangga berlantai kayu. Sampai lantai dua
saya melirik ke kiri.

Jreng….
Pantulan cahaya warna warni memenuhi koridor yang lenggang. Saya tertekun.
Diam.. Setelah tersadar. Saya mulai berpikir. Dari mana cahaya warna warni
bak lampu disko itu berasal? Pikiran membawa saya ke kotak-kotak tak
beraturan dan tanpa kesan yang ada di fasad depan. Wah…efek kotak kotak itu
ternyata mengejutkan. Sinar matahari melalui kaca warna-warni menyebar dan
memantul ke lantai dan ceiling. Pantulan itu memberikan cahaya tambahan
pada ruangan.

Setelah itu saya mengarahkan pandangan ke kanan. Sinar matahari datang dari
jendela kaca lantai-3. Putih. Segar. Perbedaan yang kontras dalam memasukkan
cahaya ke dalam bangunan. Jika…sekali lagi jika, di bagian belakang rumah
(lantai-3) tidak berjendela, seperti rencana semula, maka koridor itu akan
tampil lebih dramatis, karena satu sisi penuh cahaya warna-warni bak lampu
disko sedang sisi lain gelap gulita.

Sebagai informasi, Gunawan tidak pernah mendatangi rumah sewa itu dan
melihat hasil karyanya. Pada suatu kesempatan rasa penasaran itu tak
terbendung. Saya menanyakan langsung ke Gunawan apakah ia mengetahui
bahwa rancangannya digunakan untuk rumah sewa yang ada di sebelahnya.
”Saya pernah diberi tahu, bahwa rancangan itu akan digunakan lagi untuk
rumah sewa yang lain. Itu saja.




No comment for 86. Rumah Sewa Paseban Karya Gunawan Tjahjono bab 18b

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


center>