47. Asisten dan Co-Teacher 9c : Safitri Ahmad
Menu Click to open Menus
TRENDING
Home » BUKU PROF. GUNAWAN TJAHJONO » 47. Asisten dan Co-Teacher 9c

47. Asisten dan Co-Teacher 9c

(129 Views) Agustus 8, 2022 10:59 pm | Published by | No comment



sebelumnya mereka pernah mendapat nilai A untuk logbook.”Tugas-tugas yang
di logbook memperlihatkan kemampuan mahasiswa. Itu yang penting. Setelah
itu daftar hadir, kalau kehadiran kurang saya akan turunkan nilainya, ia kurang
interaksi, kurang diskusi. Walaupun nilainya bagus ? Bagi saya tidak peduli,
pernah ada yang saya potong. Nilai harus comprehensive, termasuk diskusinya,
antisipasinya harus fair pada yang lain dong,” jelas Gunawan.

”Diurut, misalnya ada anak yang aktif bertanya dan berdiskusi, tapi nilainya
kurang, berarti bisa mendapat B minus. Tapi yang jelas Pak Gun itu pakai
persen. Jadi tidak mungkin ada 15 atau 20 anak mendapat nilai A. Kalau
diperhatikan dalam satu kelas yang dapat A itu hanya 7 orang, yang paling
menonjol itu 3 orang, yang benar-benar bagus, artinya : nilai logbook-nya OK,
aktif dalam diskusi, nilai mid test dan UAS juga OK,” jelas Ova.

Penilaian berdasarkan : logbook, ujian mid test dan UAS. Untuk ujian mid test
dan ujian akhir semester (UAS), Gunawan yang memeriksa. Mahasiswa sudah
dapat mengetahui nilai logbook sebelum UAS, karena logbook sudah dibagikan
kembali ke mahasiswa sebelum UAS yang akan digunakan untuk UAS.
Ujian berupa kasus yang marak saat ini dan dikaitkan dengan mata ajar,
misalnya sampah yang menggunung di Bandung atau pedagang kaki lima.
Apa dampaknya bagi lingkungan dan dikaitkan dengan teori-teori yang sudah
dipelajari.



Setelah menerangkan atau menjelaskan tentang satu topik pelajaran, Gunawan
akan bertanya ke mahasiswa, “Ada pertanyaan?” jika tidak pelajaran akan
dilanjutkan. Kalau dulu yang tidak bawa logbook atau tidak ikut mid test pasti
harus mengulang tahun depan. Atau terlambat selama 30 menit dan tugas
logbook ada yang kurang, tidak boleh ikut ujian. Apalagi nggak ikut mid test
atau UAS tanpa keterangan. Tapi kalau sakit mungkin masih bisa ditolerir. “Pak
Gun itu menurut saya orangnya lumayan kompromi untuk soal kesehatan,
misalnya sakit. Kalau mahasiswa sudah lupa, terlambat, Pak Gun tidak bisa
terima.”

”Mahasiswa yang aktif bicara di kelas saat diskusi dan tanya jawab dengan
Gunawan hanya dua atau tiga orang. Apakah hampir di setiap angkatan Ova
menemukan hal serupa?,” tanya saya.
”Ya. Sama. Hampir semua angkatan sama seperti itu yang aktif bicara hanya
dua sampai tiga orang. Hanya angkatan 2004, ada 7 orang yang aktif dan mereka saling sanggah-menyanggah. Itu bagus betul,” cerita Ova.

Bagaimana jika mahasiswa tidak dapat menjawab pertanyaan Gunawan? ”Pasti
ada yang menjawab walaupun jawaban itu bunuh diri. Memecah kesunyian,
dan selalu ada kritik. Apalagi Nicholas (Nicholas Saputra, bintang filem
Ada Apa Dengan Cinta, ia angkatan 2002) Suka ngomong. Suka debat. kita
nggak nyangka juga, Nicholas selalu duduk paling depan, sekalipun ia datang
belakangan,” kata Ova.

Gunawan tentu senang, kelasnya aktif, dan pernah
suatu hari Nicholas ada acara di Politeknik UI, Ia
bintang tamunya, bertepatan dengan jadual mata ajar
metoperling. Panitia acara itu menjemput Nicholas ke
kelas, dan Gunawan mempersilakan,” Kalau Kamu ada
kepentingan silakan (silakan meninggalkan kelas).”
Nicholas menjawab “ Nggak, saya mau di sini dulu.”
Wah…Gunawan tambah suka.

”Sekarang, Pak Gun selalu membandingkan mahasiswanya dengan ia, “Lihat itu
Nicholas, selebriti.” IP nya (Index Prestasi) juga bagus, di bawah tiga, tapi untuk
ukuran selebriti itu sudah cukup tinggi.”
Apa ada mahasiswa yang bertanya ke asisten jika mereka tidak paham
penjelasan yang disampaikan Gunawan? ”Tahun 2003, waktu saya baru jadi
asisten, begitu kelas usai, mahasiswa bertanya tentang bahasan yang mereka
tak paham. Atau jika logbook sudah dibagikan, mereka akan bertanya,
“Komentar ini maksudnya apa?”, tapi sekarang tidak, jarang mahasiswa
yang bertanya ke asisten, walau saya sudah ngomong berkali-kali, ”Tolong
pergunakan asisten,” tapi sepertinya tidak mempengaruhi juga,” kata Ova.

Gunawan paling tidak suka, jika mahasiswanya tak membaca dan itu sering
membuat ia marah. Saya saksikan sendiri, ia keluar kelas, saat mengetahui
mahasiswanya tak membaca buku yang diminta, padahal buku itu akan
didiskusi hari itu. ”Hampir setiap minggu selalu ada buku bacaan, tapi kemarin
mereka tidak membaca karena mereka tidak menemukan bukunya. Buku itu
pasti ada di perpustakaan, kalau tidak ada, mereka bisa cari ke kakak kelas.”
Apakah buku bacaan selalu sama dari tahun ke tahun? Sekitar 70% buku yang

dibaca mahasiswa tahun yang lalu, sama dengan mahasiswa sekarang (angkatan
sekarang), sisanya buku baru, yang tidak dipelajari mahasiswa tahun lalu.
Jika menemukan sesuatu yang perlu ditanyakan, Ova bertanya ke Gunawan,
ia selalu merasa mendapat jawaban atas pertanyaannya itu. Jika ada buku
baru, Ova dan Gunawan saling bertukar informasi, lalu mereka membahas isi
buku tersebut. Tidak hanya buku yang menjadi topik diskusi, pameran juga.
Gunawan akan bertanya,” Menurut Kamu gimana?” Selain itu Gunawan selalu
berpesan,“Menonton sebanyak apapun tidak apa-apa, asal yang ditonton
dikaitkan dengan ilmu yang Kamu punya”.

Jika ada waktu Gunawan sering ngobrol dengan mahasiswanya, membahas
bagaimana agar bisa dapat beasiswa, cara membuat paper yang baik. Ova
sempat dibantu membuat statement of purpose. Menurut Ova, Gunawan
sangat santun berbahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Ia juga tidak
sombong dan unik. ”Mungkin karena karakternya itu yang membuat orang agak
segan,” jelas Ova. Selama menjadi asisten Gunawan, Ova menilai ia berbeda
dibanding dulu, sekarang suka bercanda dan agak santai.




No comment for 47. Asisten dan Co-Teacher 9c

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


center>