24. Tema yang Utama bab 5a : Safitri Ahmad
Menu Click to open Menus
TRENDING
Home » BUKU PROF. GUNAWAN TJAHJONO » 24. Tema yang Utama bab 5a

24. Tema yang Utama bab 5a

(242 Views) Agustus 7, 2022 4:58 am | Published by | No comment



Saya paling suka janjian wawancara dengan Gunawan di TPAK, Jati Baru, Tanah
Abang, Jakarta, karena dekat dari rumah (dengan kendaraan membutuhkan
waktu tempuh 20-30 menit). Tapi ini terjadi hanya satu kali, yang lainnya,
wawancara lebih sering dilakukan di ruang tamu dosen arsitektur UI, di rumah
Gunawan, dan di ruang kerja rektor Universitas Pembangunan Jaya, Bintaro,
Banten.

Pada kedatangan tanggal 6 Juli 2007, saya duduk di ujung meja (kursi yang
biasa ditempati Slamet Wirasonjaya, Guru Besar Arsitektur ITB) Gunawan
duduk di kursi pimpinan karena jabatannya sebagai ketua TPAK. Di atas
meja terlihat satu besek hoka-hoka bento dan jus jambu merah yang cukup
bikin ke pengen. Seperti dapat membaca pikiran saya, Gunawan, sambil
menandatangani berkas-berkas menawarkan, “Fitri mau jus. Minum saja. Itu
jatahnya Pak Slamet. Tiap Kamis Pak Slamet puasa”.
“Terima kasih Pak.”
Langsung minuman itu saya seruput, Alhamdulillah.
Gunawan masih menandatangani berkas-berkas sidang. Saya menunggu
dengan sabar. Memperhatikan berkas apa saja yang ditandatangani : denah,
potongan, gambar kerja, dan daftar hadir penguji sidang TPAK. Sekali-kali
membaca komentar penguji dan bertanya pada salah seorang staf P2B.
Setelah semua berkas ditandatangani, Gunawan meminta izin pada staf P2B itu,
untuk menggunakan ruangan sebentar, wawancara dengan saya. Staf P2B itu menjawab, ”Silakan Pak.”

Gunawan mulai dengan,”Apa lagi yang ingin ditanyakan?” Langsung tanpa basa
basi.
”Tentang studio, saya sudah mengikuti kelas studio (mata ajar perancangan V)
saya ingin bertanya tentang segala hal yang menyangkut studio,” ujar saya.
Gunawan menggangguk-angguk.
”Saya sudah membaca panduan perancangan V, Pak Gun membuat uraian
kegiatan lengkap dengan tanggalnya. Tergambar jelas kegiatannya apa. Kapan
dilakukan? Bagaimana cara menilai ? Siapa yang menjadi fasilitator ? Saya jadi
berpikir, satu sisi Bapak membebaskan mahasiswa untuk melakukan apa yang
mereka inginkan. Sedangkan sisi lain Bapak mengatur kegiatan sedemikian
rupa, seperti perancangan V ini?”



”Cuma cek poin. Ada sesuatu yang diharapkan dan dihasilkan. Walau
membebaskan, tidak berarti kita tidak mempunyai target. Target itu yang perlu
dikontrol, karena ini masalah desain, bukan seniman. Untuk desain, biasanya
kita mencari terus-menerus, tidak mengenal waktu, dan tidak akan berhenti.
”Dari panduan itu, saya yakin Pak Gun berharap mahasiswa bekerja di studio,
agar bisa diawasi setiap saat. Tetapi mahasiswa kadang memilih bekerja di
rumah karena ketersediaan fasilitas (komputer, printer dan lain-lain).”
”Tidak begitu masalah, mereka bekerja di mana, dan bagaiman cara kerjanya.
Tapi nanti mereka akan hadapi real life. Bekerja di kantor. Mereka perlu
dibiasakan dalam sebuah disiplin.”

”Apakah jadual dan kegiatan sudah berjalan seperti yang direncanakan?”
”Tidak semua mahasiswa mencapai tingkat yang paling bagus, hasilnya
bervariasi. Targetnya keterbangunan. Jadi rupa-rupanya dengan keinginan
untuk memenuhi keterbangunan, persyaratan, dan peraturan, mutu desainnya
dilupakan.”

“Jadi ada intervensi tertentu pada minggu ke-12 ke-13. Tidak bisa dibiarkan
terus menerus begitu bebas. Saya baru lihat beberapa mahasiswa sangat tidak
efisien menata ruang, membuat denah, letak ruangannya berpencar-pencar,
tidak ada ruangan yang utuh. Itu yang saya temukan.”
“Pak Gun yang membuat panduan perancangan V itu?”
”Iya, karena tidak ada yang bisa membuat seperti itu kan.”




No comment for 24. Tema yang Utama bab 5a

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


center>