11. Silabus bab 3b
(221 Views) Agustus 6, 2022 12:44 am | Published by Safitri ahmad | No comment
Ruang dosen satu dengan yang lain disekat dengan partisi/lemari sebatas dada,
sehingga jika kita berdiri dengan mudah melihat setiap ruangan dan orang-
orang yang ada di dalamnya. Menurut Kemas Ridwan, dulu ruangannya berbeda
berdinding tinggi dan tertutup. Saat Gunawan menjabat Ketua Departemen
Arsitektur, diganti seperti sekarang, lebih terbuka. Gunawan juga pernah
menceritakannya pada saya. ”Dulu tertutup. Saya Ganti. Lebih terbuka. Lebih
akrab. Bisa lihat apakah orangnya ada atau tidak. Kalau ingin rapat. Tinggal
panggil.”
Tak lama, terdengar suara lap top dimatikan. Gunawan menutup lap top dan
membalikkan badannya ke kanan, ke arah saya.
Dialog dimulai.
”Kemarin saya sudah ke rumah Bapak, men-copy beberapa file untuk bahan
tulisan. Ini print-nya,” kata saya sambil menyerahkan tulisan dan silabus mata
ajar.
Gunawan mengambilnya, memeriksa beberapa saat, lalu mengembalikan kertas
itu ke saya. ”Ini silabus semester yang lalu, semester yang ini sudah ada yang
baru,” jelasnya.
”Apakah Pak Gun setiap awal semester selalu bikin silabus.”
”Mesti ada. Itu kontrak saya dengan mahasiswa. Kita desain dulu apa yang akan
dicapai dan hasilnya seperti apa. Jadi tidak main-main. Silabus mata ajar saya,
sangat rinci dan paling lengkap. Jadi, seorang dosen memang harus begitu. Ia
tahu apa yang ia bawakan, supaya mahasiswa mengerti. Cara saya memang
begitu. Jadi mestinya mahasiswa yang ikut itu (mata ajar yang diampu Gunawan)
sudah tahu bagaimana mencari dan mendapatkan pengetahuan.”
Silabus mencakup berbagai hal yang terkait dengan mata ajar. Gunawan menjabarkan mata ajar yang diampu dengan cukup rinci. Fasilitator dan mahasiswa mengetahui apa yang dituju untuk mata ajar itu. Ini menjadi panduan.
Saya mengutip salah satu silabus yang dibuat Gunawan, antara lain meliputi:
Durasi, yang terdiri dari tatap muka dan belajar mandiri selama 42 jam (15 jam tatap
muka, 27 jam diskusi dalam acara pertemuan) dan 84 jam belajar mandiri.
Apa tujuan mata ajar dan hubungannya dengan kemampuan mahasiswa sesuai syarat NAAB/UIA dan IAI (Ikatan Arsitek Indonesia).
Bagaimana tingkat awal mahasiswa? Apa syarat seorang mahasiswa dapat
mengambil mata ajar ini? Misalnya, pernah mengikuti mata ajaran pengantar
arsitektur, ilmu lingkungan, dan lain-lain.
Apa saja yang berkaitan dengan mata ajar tersebut? perancangan arsitektur,
perancangan tapak, atau perancangan kota.
Apa saja cakupan mata ajar tersebut, teori dan metode berpikir (dengan prinsip
fenomenologi), pengamatan, pembuat keputusan, dan merancang.
Mahasiswa yang mengikuti mata ajar tersebut harus mengikuti syarat-syarat
tertentu, yaitu harus membuat tugas di buku tugas (logbook) dan mencatat isi
kuliah-tatap muka- (note book). Kelengkapan isi buku tersebut akan diperiksa pada
pertengahan semester dan akhir semester.
Pemberian mata ajar dilakukan secara bertahap. Tahapan itu berdasarkan
pembelajaran dengan waktu tertentu. Misalnya pembelajaran 1, selama 6 jam (2
tatap muka, 4 diskusi). Pembelajaran 2, selama 9 jam (3 tatap muka, 6 diskusi).
Ada beberapa pembelajaran untuk setiap mata ajar misalnya pembelajaran 1 – 4,
yang berbeda-beda rentang waktunya. Atau Gunawan mengurut topik pemberian
pelajaran berdasarkan minggu 1-15.
Apa yang diharapkan dari luaran pembelajaran? Mahasiswa mampu menguraikan
kata-kata sederhana suatu gejala lingkungan setelah mendapatkan keterangan
tentang seluk beluk perolehan pengetahuan dan fenomenologi.
Kriteria penilaian adalah 1) kemampuan menghilangkan prasangka. 2) pengalaman
dan teori saat menguraikan sesuatu dengan tepat dan lengkap. 3) Penilaian tugas
tertulis.
No comment for 11. Silabus bab 3b