36. Chia Yong Guan bab 7e : Safitri Ahmad
Menu Click to open Menus
TRENDING
Home » BUKU PROF. GUNAWAN TJAHJONO » 36. Chia Yong Guan bab 7e

36. Chia Yong Guan bab 7e

(143 Views) Agustus 7, 2022 11:52 pm | Published by | No comment



”Kadang saya sudah yakin dan mencoba menjelaskan argumen saya pada asisten Mereka jauh berpengalamanlah. Semua yang terjadi semacam triar
and error. Datang, berubah..berubah..berubah..”
”Tidak ada dosen yang datang dengan suatu konsep. Itu tidak pernah saya
alami. Sampai saya dapat buku ”ini”. Saya pesan buku apa ya?” tanyanya pada
diri sendiri sambil berpikir.
”Buku Document of Modern Architecture. Ada 5 jilid. Salah satu jilid itu adalah
tentang CIAM yang terakhir di Otterlo, Belanda, tahun 1959. Di dalam buku itu
ada salah satu pidato Louis I Kahn. Itu yang banyak mengubah saya. Ia memberi
komentar pada pameran arsitektur dunia, di Otterlo.”
“Kahn bilang, “Gentleman, yang kalian tunjukan itu
adalah semua penyelesaian masalah. Tapi itu bukan
realization. Bukan suatu penghayatan. Realization
itu mestinya mulai dengan what a thing wants to
be. Apa yang diinginkan oleh sesuatu itu. Realization
kombinasi dari feeling dan thought.””
“Ia cerita banyak. Sangat bagus pidato itu. Di rumah saya yang paling banyak
buku tentang Louis I Kahn. Ia hebat,” ujar Gunawan kagum.
Gunawan meneruskan ceritanya tentang Louis I Kahn. Ia sangat bersemangat.
Dan saya memberi ruang. Dari caranya bercerita, saya yakin, Louis I Khan
merupakan sumber inspirasi. Sebenarnya saya tidak kenal dengan Louis I Kahn,
tapi saya berusaha mengekpresikan diri seolah-olah akrab dengan nama itu.
Nanti saja. Cari di internet. Biasanya juga begitu.
“Louis I Kahn saat itu sangat popular karena ada beberapa bangunan yang
dipublikasikan secara luas.”
“Ia imigran Amerika. Ia membangun gedung parlemen yang paling bagus di
Banglades. Sampai orang Banglades itu menangis, waktu ia meninggal, anaknya
cari tahu tentang ayahnya, saya ada DVD nya judulnya “ My Architect,” ujar
Gunawan.
“Bapak dapat buku itu dari mana?”
“Dulu saya suka main di Goethe Institute. Tidak jauh dari Salemba. Pada saat
itu ada yang namanya Tante Koko, orang Jerman, suaminya orang Indonesia.



Baik sekali. Setiap kali ada sisa majalah saya dikasih.”
“Siapa ia?”
”Ia penjaga perpustakaan. Lalu, saya bisa berlangganan majalah Jerman. Saya
langganan cukup lama. Cuma bayar sepertiga, karena mahasiswa. Majalah
Detail, DBZ (majalah khusus arsitektur).”
“Apa Bapak bisa berbahasa Jerman?” tanya saya penasaran, karena yakin buku
itu berbahasa Jerman.
“Buku yang saya pesan bilingual bahasa Jerman dan Inggris. Majalah Jerman
itu ada sedikit keterangan bahasa Inggris jadi tidak semua berbahasa Jerman.
Paling baca denah, baca gambar.”
“Berarti waktu itu idolanya Jerman?”
“Memang idolanya Jerman, karena dosen-dosen kami dari Jerman. Pak Han
Awal dari Jerman, Pak Bian Poen dari Jerman. Pokoknya Jerman. Hebatlah,”
tambah Gunawan bangga.
”Siapa dosen favorit Pak Gun saat itu?”
”Pak Gustav dan Pak Wondo. Pak Wondo sangat kharismatik.”
”Saya ketemu Pak Wondo tingkat-4 dan tingkat-5 (Dulu sistim tingkat, masa
belajarnya 1 tahun tiap tingkat. Sekarang, sistim semester, masa belajarnya 6
bulan). Setelah lulus, saya jadi asistennya.”
”Kenapa tertarik menjadi pengajar di arsitektur UI?”
”Kebetulan Pak Wondo melewati ruang Bu Dotti, saya ada di situ, dan saat itu
baru lulus. Beliau berhenti dan panggil saya, “Gunawan jadi asisten saya”. Saya
kaget. “Pak.. saya baru lulus”. “Saya tahu Gunawan banyak baca.” Langsung.
Saya segan. Waktu itu pegang tingkat -4. perencanaan-4 namanya.”
”Tingkat- 4 sangat dekat dengan saya (jarak antara mahasiswa tingkat-4 dan
Gunawan dekat, karena baru lulus) . Susah kalau ingin memberi asistensi.
Itu pertama kali, saya jadi asisten, tidak mudah menjadi asisten. Memang
saya senang, karena saya juga suka beberkan apa yang saya baca. Sok tahu.
Kalau saya ngomong saya tidak lupa. Kalau saya baca, lalu saya diam, ya lupa.
Setelah membaca. Saya renungkan bahan bacaan itu. Lalu diingat. Cuma
teman-teman saya banyak yang tidak mengerti juga. Baca melulu ngapa-in.
Orientasi nilainya berbeda tetapi sementara itu, saya sudah ada pekerjaan.”




No comment for 36. Chia Yong Guan bab 7e

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


center>