Taman ini terlihat sederhana, dua batu besar dan bukit kecil yang ditanami rumput. Batu kecil berwarna putih tersebar di sekitar batu dan bukit kecil itu. Di sudut taman terdapat pohon beringin di dalam pot.

Taman Jepang, sedikit menggunakan material tanaman (soft material) dan hard material, tapi mempunyai makna dan nilai tinggi. Taman ini terletak di dalam perpustakaan. Ruang perpustakaan yang hening menyatu dengan desain taman. Keheningan ini menjadi terusik, ketika bayangan sinar matahari yang jatuh ke dalam taman, bergerak mengikuti garis edar, sehingga, setiap beberapa jam ada gerakan bayangan di taman.

Taman Jepang dapat dinikmati dari empat sisi dengan suasana berbeda. Pada salah satu sisi taman, tampak batu besar yang mengapung di atas batu-batu kecil berwarna putih. Sedangkan dari sisi yang lain, terlihat bukit yang ditanami rumput dengan latar belakang dua batu besar. Tiang-tiang penyangga kaca menjadi dinding pemisah antara taman dan perpustakaan.

Bukit di kelilingi oleh gradasi kerikil berwarna coklat tua, coklat muda, krem, dan putih, semakin mendekati bukit lebih banyak kerikil berwarna coklat tua. Sedangkan batu besar hanya di kelilingi oleh batu putih saja.

Batu besar, batu kecil dan bukit yang ditanami rumput mempunyai makna tersendiri. Batu besar melambangkan kekuatan, tetapi kekuatan dan makna yang terkandung di dalamnya tergantung dari “bentuk” batu tersebut.

Batu yang berwarna putih melambangkan tempat yang suci dan bersih. Sedangkan, hamparan batu putih melambangkan lautan atau sungai dalam bentuk kering. Hal ini terinspirasi dari kepulauan Jepang yang di kelililingi lautan. Bukit yang ditanami rumput melambangkan pulau. Pertemuan antara kerikil berwarna coklat dan putih melambangkan pertemuan lautan dan daratan. Makna yang terkandung di dalam taman Jepang menggambarkan lukisan alam.