Dinding di halaman belakang pembatas antar unit rumah dapat dirancang lebih menarik dengan menambahkan motif pada dinding. Selain itu dapat dirancang air terjun dan kolam di bawahnya, jalur setapak di depan dinding, dan lampu taman. Semua menjadi bagian dari rancangan di depan dinding.

Tren dinding bermotif garis-garis horizontal merebak sejak tahun 2000-an,. Tren ini sejalan dengan rumah minimalis yang ada di Indonesia saat itu. Dinding menggunakan motif garis-garis horizontal dan dicat dengan warna netral, misal putih, krem, dan abu-abu muda.

Motif garis-garis horizontal memberikan kesan, dinding menjadi lebih lebar, bersih, rapi, dan simpel. Pada salah satu unit rumah di Perumahan Kota Parahyangan, sebagian dinding menggunakan motif garis-garis horizontal berwarna putih. Dinding yang bermotif hanya sebagian, untuk menghilangkan kesan monoton.

Ketebalan motif garis-garis horizontal kira-kira 3 cm. Pada jarak tertentu, setiap 50-80 cm dipasang tempat air terjun. Air terjun langsung jatuh ke kolam yang ada di bawah dinding. Air jatuh ke kolam, tidak mengalir di dinding tapi langsung terjun ke kolam. Pada saat tidak ada air terjun, maka permukaan air kolam tenang. Tapi jika ada air terjun, terjadi riak kecil di dalam kolam, karena air terjun tidak besar.

Lebar kolam kira-kira 50 cm dengan lebar tepi kolam 5 cm, untuk memberi jarak dengan jalur jalan setapak. Tepi (pinggir kolam) dicat warna abu-abu, sehingga tidak mencolok mata. Di sebelah kolam terdapat jalur setapak dengan lantai kayu. Lantai kayu berupa papan, seirama dengan motif garis-garis pada dindingi. Lebar papan lantai kayu kira-kira 5 cm dan disusun rapat.

Tidak ada warna yang menonjol di area ini. Warna putih pada dinding dan warna coklat muda pada kayu memberikan kesan elegan. Pada jalur setapak terdapat lampu sebagai penerangan di malam hari. Lampu yang terletak di lantai jalur setapak akan menerangi jalur, tanpa membuat mata pejalan kaki silau. Lampu berbentuk kotak, dengan kaca putih dan kerangka kayu berwarna coklat.