Pergola terdiri dari kolom dan atap. Kolom digunakan untuk menyangga atap, yang berfungsi melindungi “sesuatu” yang berada di bawahnya dari sinar matahari dan hujan, dapat berupa kendaraan atau pejalan kaki. Akan tetapi, pada salah satu kavling rumah di Tapos, pergola tidak digunakan sebagai pelindung sesuatu yang berada di bawahnya, tetapi berfungsi sebagai penanda atau pintu masuk ke lingkungan rumah itu. Lingkungan rumah sangat besar, dan dibatasi sungai, pergola terletak di atasnya.

Kolam pergola berbentuk kolom segiempat yang terbuat dari semen. Bagian bawah kolom dilapisi batu alam kali. Bagian atas dengan ukuran yang lebih kecil, kolom dilapisi batu bata berwarna merah. Antara satu kolom dengan kolom lain terdapat dua besi yang sejajar, yang berfungsi sebagai pagar. Ada tiga kolom di sisi kiri dan sisi kanan. Jumlah dan jarak kolom satu dengan kolom yang lain disesuaikan dengan lebar jalan, agar seimbang antara lebar jalan dan lebar pergola. Lebar pergola lebih panjang sedikit dibandingkan dengan lebar jalan, tapi masih dalam batas proporsional.

Atap mengunakan material besi berwarna hitam. Tiang-tiang besi tersusun horizontal membentuk atap, tapi tidak berpenutup. Ini memberikan ruang imajiner di bawah atap besi tersebut, bahwa tamu akan memasuki kawasan yang bersifat privat, setalah melalui kawasan yang bersifat umum. Setelah kolom pergola yang paling akhir, terdapat pintu masuk berupa pagar dari besi. Pagar besi sederhana dengan pola garis-garis vertical, di bagian tengah terdapat bagian yang melengkung.

Pergola ini menjadi area pemisah antara lingkungan di dalam kavling rumah dan lingkungan yang ada di luarnya. Material yang digunakan batu kali, batu bata, dan besi memberikan kesan alami dan sesuai dengan lingkungan yang natural dan hijau. Material besi berwarna hitam memberikan rasa kuat dan rasa aman. Jalur jalan yang ada di bawah pergola tidak berbeda dengan jalur jalan di kavling perumahan.