Seri Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Path) : Jalur Pejalan Kaki Bergaya Informal (3)
(1686 Views) Januari 9, 2017 9:11 am | Published by Safitri ahmad | No comment
Jalur pejalan kaki bergaya informal memberikan kesan tidak teratur, alami, dan memberikan kesan petualangan. Konsep jalur pejalan kaki informal diterapkan pada taman bergaya tropis. Arus lalu lintas pejalan kaki (traffic) rendah. Ada pengalaman ruang pada saat berjalan melalui jalur pejalan kaki bergaya informal (lebih hati-hati saat melangkah dan memperhatikan setiap langkah atau jalur yang akan dilalui).
Stepping stone merupakan material yang biasa digunakan untuk jalur pejalan kaki informal. Stepping stone disusun mengikuti langkah kaki dari satu titik ke titik yang lain dan mempunyai bentuk dan jarak yang tidak sama. Jenis stepping stone alami, berupa batu templek (batu dengan permukaan yang datar) dan stepping stone buatan yang terbuat dari cetakan semen, mempunyai bentuk dan motif yang sama.
Batu templek dapat dipotong dengan ukuran tertentu, sehingga mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, tapi lebih sering, batu templek tidak dipotong, agar berkesan alami.
Di antara stepping stone selalu terdapat tanaman alas (ground cover). Tanaman alas yang dgunakan mempunyai ketinggian antara 3-6 cm, misal rumput, kacang hias (Arachis Pintoi), dan kucai mini (Ophiopogon japonicus).
Contoh Jalur Pejalan Kaki Bergaya Informal
Stepping stone persegi empat dari semen cetak, permukaan dilapisi koral sikat. Pola jalan tidak mengikuti langkah kaki, tapi membentuk kolom dan lajur (3 kolom dan 4 lajur), di antara stepping stone terdapat rumput.
Jalur jalan setapak ini menggunakan batu templek. Batu templek yang digunakan mempunyai bentuk dan ukuran yang hampir sama, tidak ada batu templek yang terlalu besar atau terlalu kecil.
Batu templek yang dipotong sama dan disusun membentuk pola segi empat. Jalur stepping stone mengarahkan pejalan kaki dan mengondisikan, berjalan mengikuti jalur yang telah dirancang.
Batu templek disusun di antara kucai mini (Ophiopogon japonicus) dan rumput, sehingga pejalan kaki berjalan di antara ke-2 dua jenis tanaman groud cover yang mempunyai warna dan tekstur daun berbeda. Ketinggian batu templek lebih rendah 2-3 cm dari rumput. Permukaan batu templek tidak selalu datar, ada bagian yang tidak rata, sehingga dapat menyebabkan genangan pada saat musim hujan. Genangan yang terbentuk di permukaan batu tempek harus segera dikeringkan agar tidak membahayakan pejalan kaki.
No comment for Seri Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Path) : Jalur Pejalan Kaki Bergaya Informal (3)