Tanah berkontur dengan sungai yang mengalir di depan tapak. Tanaman tropis dan patung hewan yang diletakkan pada lahan, membuat lansekap rumah ini, terasa unik dan berkarakter. Rumah dan Studio Keramik Widayanto ini terletak di Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi, Tapos, Kabupaten Bogor. Di tapak seluas dua hektar (20.000 meter) ini, 90 persen digunakan untuk Ruang Terbuka Hijau, sedangkan sisanya untuk rumah dan bengkel kerja. Lokasi lahan terletak di samping bukit.

Lahan yang berkontur membentuk pola ruang terbuka yang mengalir naik turun (melalui jalan setapak yang terbuat dari susunan batu alam). Penataan tanaman berkelompok dan dirancang bebas, seakan tumbuhan alami. Pola ini memberikan rasa keingintahuan terhadap ruang yang ada di depannya dan kejutan. Kejutan yang hadir dapat berupa patung sapi yang sedang tidur, tiba-tiba menemukan sungai dengan batu alam yang alami dan hamparan rumput, sawah, dan gazebo.

Pada area tertentu terdapat kolam dan air terjun alami yang mengalir di antara batu-batu alam, dari aliran sungai yang ada di depan tapak. Aliran sungai dirancang dan dialirkan menjadi air terjun dan kolam, yang terletak di sebelah teras di depan rumah.

Penataan tanaman berkesan bebas, namun komposisi tinggi rendah dan warna tanaman tetap menjadi pertimbangan. Tanaman yang menjadi pilihan antar lain dari jenis pakis (vern), bromelia (Bromeliad), palem (palm), bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea), dan rumput. Tanaman bromelia dan pakis dirancang di sekitar kolam, di area itu sangat lembab dan di bawah naungan pohon besar. Sedangkan, rumput tumbuh subur pada hamparan ruang terbuka di dekat sungai.

“Iklim di kawasan ini lembab, jadi tanaman yang ditanam harus sesuai dengan iklim dan habitatnya”, ujar Widayanto yang mendesain sendiri lansekap rumahnya. Sejak 16 tahun yang lalu dia mulai menanam sedikit demi sedikit berbagai jenis tanaman yang sesuai dengan iklim yang ada di kawasan ini. Dia pernah menanam pohon buah-buahan, tetapi tidak tumbuh subur.